STORY TELLING
Sekolah Raudhatuk Athfal Assyifa Medan
RINGKASAN
Sekolah
Raudhatul Athfal Assyifa Medan berdiri pada tahun 1997 dengan pemilik yayasan
adalah Asyifa Mastura, S.E. Sekolah Raudhatul Athfal Assyifa Medan memiliki
murid yang berjumlah ±30 orang. Sekolah
Raudhatul Athfal Assyifa Medan juga menerima murid yang memiliki
berkebutuhan khusus. Sekolah Raudhatul Athfal Assyifa Medan memiliki jumlah 3
kelas (A1, A2 dan B) dan jumlah guru 8 orang. Sekolah Raudhatul Athfal Assyifa
Medan berada di lingkungan Johor Indah Permai 1, Kecamatan Medan Johor, yang
dimana masyarakatnya memiliki tingkat ekonomi menengah keatas.Beberapa kegiatan
dilakukan oleh Sekolah Raudhatul Athfal Assyifa Medan antara lain:
Kegiatan
sehari-hari : Belajar dan bermain
Kegiatan
bulanan : Melakukan kunjungan
keluar seperti : Pemerasan Susu Sapi Segar di
Berastagi, Pabrik Roti, Restoran Jepang, dll.
Kegiatan
tahunan : Mengadakan Pentas Seni,
Rekreasi, dll
Pertemuan
Orangtua : Dilakukan setiap 2 bulan
sekali pada hari sabtu
Kerjasama
: Produk Susu, Penerbit
Erlangga, Fotografer
Prestasi : Acara Personi
Jadwal
Belajar : Senin-Kamis 08.00 -
11.00 WIB
Jum’at 08.00
- 10.00 WIB
Target
luaran atau output yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah menghasilkan
anak-anak yang berkarakter, memliki kreativitas, saling menghargai, dan
menghormati orang lain serta membuat anak bergembira.
Metode
pelaksanaan kegiatan mendongeng memiliki kegiatan : bercerita dengan memainkan
peran, kuis dengan memberikan hadiah dan mengadakan game.
Hasil
kegiatan mendongeng yang dilakukan yaitu bahwa mendongeng dapat menambah minat
anak terhadap buku,cerita yang disampaikan melalui buku bergambar, memacu rasa
ingin tahu anak.
PRAKATA
Puji
syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan laporan ini dapat
diselesaikan.
Laporan
ini disusun untuk diajukan sebagai salah satu tugas ujian tengah semester ganjil
mata kuliah Literasi Informasi dengan judul “Storytelling (mendongeng) bagi
Komunitas Anak-Anak Sekolah Raudahatul Athfal Assyifa Medan.
Tidak
lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Laila Hadri Nasution,
S.Sos.,M.P selaku dosen mata Literasi Informasi serta pihak-pihak lain yang
telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini.
Tiada
gading yang tak retak. Ungkapan
itulah yang menggambarkan bagaimana isi daripada laporan ini. Karena penulis
hanya manusia biasa yang tak pernah luput dari kesalahan. Untuk itu, penulis
mohon maaf apabila terdapat banyak sekali kesalahan dalam penulisan.
Demikianlah
laporan ini disusun semoga bermanfaat bagi para pembaca.
Medan,
22 Oktober 2015
Ketua
Tim,
Yunita
Sumantri Hasibuan
NIM.132201055
DAFTAR
ISI
HALAMAN PENGESAHAN 1
RINGKASAN 2
PRAKATA 3
DAFTAR ISI 4
BAB
I
A. Pendahuluan 5
B. Tinjauan Pustaka 6
C. Permasalahn Mitra 8
D. Metode Pelaksanaan Kegiatan 8
E. Target Luaran 9
F. Hasil dan Pembahasan 9
G. Kesimpulan dan Saran 11
DAFTAR PUSTAKA 12
LAMPIRAN 13
Lampiran 1. Foto
Dokumentasi 14
Lampiran 2. Surat
Keterangan telah Melaksanakan Kegiatan 18
BAB
I
A. PENDAHULUAN
Suatu proses belajar mengajar
merupakan suatu proses yang berkesinambungan dan tidak terbatas pada
penyampaian materi pelajaran saja, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana
agar materi yang diterima anak dapat diterapkan dan diamalkan dalam kehidupan
sehari-hari. Untuk itu diperlukan keterampilan mengajar yang baik. Tugas dan
tanggung jawab utama seorang pengajar adalah mengelola pengajaran dengan lebih
efektif, dinamis, efisien, dan positif, yang ditandai dengan adanya kesadaran
dan keterlibatan aktif di antara dua subjek pengajaran. Pengajar sebagai
penginisiatif awal dan pengarah serta pembimbing, sedang peserta didik sebagai
yang mengalami dan terlibat aktif untuk memperoleh perubahan diri dalam
pengajaran.
Sehubungan dengan pernyataan di
atas, dalam kegiatan belajar dan mengajar keterampilan menyimak menjadi salah
satu bagian keterampilan berbahasa yang harus diajarkan kepada peserta didik
dan dikuasai oleh peserta didik. Salah satu bentuk keterampilan menyimak
tersebut adalah keterampilan menyimak isi cerita story telling.
Keterampilan menyimak cerita story telling memiliki beberapa manfaat bagi
peserta didik yaitu meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi
dengan baik, membentuk karakter peserta didik, sportivitas peserta didik,
memberikan sentuhan manusiawi, dan mengembangkan kemampuan peserta didik dalam
berbahasa melalui pesan yang tersirat dan tersurat di dalam story
telling yang diperdengarkan kepada peserta didik.
Seiring dengan
perkembangan llmu Pengetahuan dan Teknologi yang semakin kaya membuat banyak
orang beranggapan bahwa story telling
sudah tidak diminati lagi oleh masyarakat, terutama anak – anak dan orang tua generasi
terkini. Story telling mulai tergeser karena berkurangnya kebiasaan
orang tua yang membacakan buku cerita sebelum tidur akibat sibuk bekerja.
Cerita modern yang saat ini sering di temui melalui acara televisi dan film
memiliki tampilan humor yang dapat membuat anak – anak tertarik untuk mengikuti
ceritanya padahal, keuntungannya yang didapat dari mendongeng banyak sekali.
Lewat mendongeng, anak – anak bisa belajar apapun tanpa marasa digurui atau
didikte. Lebih dari itu, daya ingat anak yang terbiasa di dongengi biasanya
terasah. Sementara moral, imajinasi harapan, kepekaanya terhadap lingkungan
semakin terbangun.
B.
TINJAUAN
PUSTAKA
Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, dongeng adalah cerita yang tidak benar-benar terjadi. Dongeng adalah
hasil sastra lisan yang sudah dikenal sejak zaman dahulu dan disampaikan turun
temurun dari mulut ke mulut. Dongeng merupakan hasil imajinasi yang tidak
diketahui siapa pengarangnya (anonim). Sedangkan mendongeng adalah kegiatan
menceritakan dongeng.
Zaman
dahulu, mendongeng merupakan seni penghibur di kalangan keluarga kerajaan.
Ketika raja sedang berduka, seorang pendongeng diundang ke istana untuk
bercerita, karena itu dongeng dijadikan obat pelipur lara. Hidup para
pendongeng dijamin oleh raja, bahkan mereka diberi gelar kehormatan dan
mempunyai kedudukan penting sebagai juru hibur kerabat raja.
Seiring
dengan perkembangan zaman, dongeng bukan lagi milik kerabat kerajaan semata,
namun telah menjadii milik masyarakat luas. Kini siapapun bisa menikmati
dongeng. Dongeng juga sering hadir di berbagai panggung hiburan anak-anak,
televise, radio, dan lain-lain. Di sekolah, guru pun sering menyampaikan
dongeng pada murid-muridnya untuk mengajarkan ilmu pengetahuan, budi pekerti,
dan nilai-nilai kemanusiaan.
Melalui
pembelajaran mendongeng, siswa dituntut untuk terampil berbicara, menyimak,
membaca, dan menulis. Jika pembelajaran mendongeng tersebut dilaksanakan dengan
baik, maka keempat keterampilan berbahasa tersebut dapat dimiliki oleh siswa.
Selain itu, dengan pembelajaran mendongeng siswa akan tumbuh kecintaannya
terhadap dongeng.
Manfaat
mendongeng bagi siswa dapat dideskripsikan sebagai berikut:
1. Keterampilan Berbicara
Manfaat
utama dari kegiatan mendongeng di depan kelas adalah untuk meningkatkan
keterampilan berbicara. Siswa dilatih untuk mampun berbicara di depan banyak
orang menggunakan bahasa Indonesia yang baik, sistematis, dan menarik. untuk
dapat membawakan dongeng dengan baik, siswa harus memahami dan menghayati
dongeng tersebut, juga memperhatikan artikulasi (kejelasan ucapan), intonasi (lagu
kalimat), dan mimic (ekspresi wajah). Untuk itu siswa harus berlatih dahulu di
rumah, dengan membaca, menghapal, dan memahami karakter tokoh-tokoh yang akan
didongengkan.
2.
Keterampilan Menyimak
Melalui
kegiatan mendengarkan pembacaan dongeng, siswa dilatih untuk menyimak. Siswa
yang tidak mendapat giliran mendongeng diharuskan menyimak dongeng yang
dibawakan oleh kawannya, kemudian dituliskan kembali sebagai laporan.
3. Keterampilan Membaca
Dongeng
yang akan dibawakan oleh siswa di depan kelas bisa diperoleh dari buku cerita,
majalah, Koran, dan bahan bacaan lainnya. Untuk itu siswa dituntut untuk
memahami naskah dongeng sebaik-baiknya, hapal alur (jalan cerita), mengenal
karakter masing-masing tokoh cerita, dan dapat menangkap amanat yang terdapat
di dalam naskah dongeng tersebut.
4. Keterampilan menulis
Meski
kegiatan mendongeng fokusnya pada keterampilan berbicara, namun keterampilan
menulis pun bisa terangkum juga. Siswa yang sudah membaca naskah dongeng
dilanjurkan untuk menuliskan ringkasan ceritanya (sinopsis). Hal ini
dimaksudkan agar siswa dapat mendongeng dengan lebih lancar. Di samping itu,
siswa diharap membuat laporan kegiatan pembelajaran mendongeng. Dongeng yang
dibawakan oleh kawannya harus ditulis ringkasan ceritanya.
Manfaat
Belajar Mendongeng
Mendongeng
atau bercerita bukan hanya untuk menghibur saat sedang berduka, tetapi bisa
dijadikan kegiatan belajar di kelas. Tujuannya untuk meningkatkan keterampilan
berbahasa Indonesia, khususnya keterampilan berbicara. Selain itu, kegiatan
mendongeng di depan kelas berimplikasi pada keterampilan berbahasa lisan, yaitu
keterampilan menyimak, membaca, dan menulis.
Secara garis
besar, dongeng dibagi menjadi lima jenis, yaitu:
1. Legenda
adalah dongeng yang menceritakan asal mula suatu tempat, misalnya Asal Mula Rawapening, Legenda Danau Toba, dan
sebagainya
2. Fabel
adalah dongeng yang tokohnya binatang, namun dapat berbicara dan berperilaku
seperti manusia. Contoh fable yaitu Si Kancil dan Buaya, Serigala dan Tiga Babi
Kecil, Sang Kodok, dan sebagainya.
3. Mite
adalah dongeng yang bercerita tentang para dewa dan mitos yang berkembang di
masyarakat. Contohnya dongeng Dewi Sri, Nyi Roro Kidul, dan sebagainya.
4. Cerita Rakyat
adalah dongeng yang berasal dari suatu daerah tertentu, misalnya Malin Kundang
dari Sumatera Barat, dan sebagainya.
5. Pelipur Lara
merupakan dongeng yang disajikan sebagai pengisi waktu istirahat untuk
menghibur orang yang sedang sedih, misalnya di daerah Sumatera Barat dikenal
dengan istilah juru pantun, dan sebagainya.
Tujuan
dari Story telling yaitu :
1. Menumbuhkan
jiwa patriotisme
2. Melatih
daya tangkap dan daya konsentrasi anak didik
3. Melatih
daya pikir dan fantasi anak
4. Menciptakan
suasana senang di sekolah
C.
PERMASALAHAN MITRA
Kegiatan
mendongeng sudah menjadi kegiatan yang sangat jarang dilakukan di rumah-rumah.
Sementara banyak manfaat yang bisa didapat dengan kegiatan mendongeng ataupun
bercerita. Salah satu penghambat mengapa kegiatan mendongeng tidak dilakukan
karena orang tua tidak memiliki keterampilan dalam mendongrng ataupun
bercerita.
Berkaitan dengan
masalah tersebut, maka dipandang perlu mengadakan kegiatan mendongeng untuk
menumbuhkan kembali komunikasi verbal, menumbuhkan minat baca dan membangun
karakter positif anak.
D.
METODE
PELAKSANAAN KEGIATAN
Kegiatan mendongeng
dilakukan dalam bentuk penyuluhan dan pelatihan. Kegiatan yang dilakukan oleh
tim Pengabdian kepada Masyarakat adalah sebagai berikut:
1. Mendongeng
2. Membuat
Permainan
3. Bernyanyi
dan Bermain
4. Dll.
E.
TARGET LUARAN
Target
luaran atau Output yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah:
§ Anak-
anak tertarik untuk membaca
§ Meningkatkan
rasa ingin tahu Anak-anak
§ Membangun
Karakter Anak
F. HASIL DAN
PEMBAHASAN
Story
telling bagi komunitas anak-anak Sekolah Raudhatul Athfal As-Syifa Medan dilaksanakan pada tanggal 15 Oktober 2015 bertempat
di Sekolah Raudhatul Athfal As-Syifa Medan Jalan Karya Wisata komplek johor
indah permai 1 Blok B kecamatan Medan Johor.
Pada
hari yang telah ditentukan kami melaksanakan kegiatan tersebut berdasarkan
rancangan yang telah kami buat. Adapun kegiatan yang kami lakukan ialah:
1.
Perkenalan
Kami memulai
dengan memperkenalkan diri kami terlebih dahulu kepada anak-anak. Kami
menyebutkan nama kami satu persatu, kemudian kami menanyakan kembali kepada
mereka apakah mereka telah mengingat nama kami. Hasilnya, kami harus mengulang
beberapa kali dalam menyebutkan nama kami agar mereka bisa mengingatnya.
Setelah mereka mengingat nama kami, kami mengajak mereka agar mereka mau
memperkenalkan diri mereka. Mereka pun menyebutkan nama panjang dan nama
panggilan masing-masing.
2. Story
Telling Ayam
dan Musang
Story
telling ini
dibawakan oleh semua anggota kelompok dengan peran masing-masing. pertama sekali kami bertanya
kepada mereka apakah mereka pernah mengetahui cerita tersebut, ternyata mereka
belum pernah mendengarnya. Kami melanjutkan dengan menunjukkan gambar Ayam dan
Musang untuk menarik perhatian anak. Anakpun mulai tertarik dan mereka
mendengarkan cerita dengan baik. Beberapa bagian cerita diikuti dengan gambar,
dan hal tersebut membuat mereka lebih antusias untuk mendengarkan cerita yang
disampaikan. Kami juga memilih bahasa yang mudah dipahami oleh anak. Jika ada
kata-kata yang asing untuk anak, kami menanyakan kepada mereka apakah mereka
mengerti atau tidak. Jika tidak kami kembali menjelaskan dengan bahasa yang
sering mereka dengar dalam kehidupan sehari-hari. Ketika menunjukkan gambar,
kami juga menjelaskan hal apa yang terjadi dalam gambar tersebut dan
memperankan gambar dari cerita tersebut. Kita juga menunjukkan mana ayam,
musang, telur, kandang ayam, pohon dan hal-hal lain yang terdapat dalam gambar
yang ditunjukkan. Pada akhir cerita, kami menanyakan kepada anak, apakah mereka
mengerti cerita yang telah disampaikan. setelah mengerti, kami juga menjelaskan
pesan moral yang terdapat dalam cerita tersebut.
Kami juga menyampaikan pesan moral
bahwa sebagai seorang anak kita janganlah suka
berbohong karena bohong itu adalah perbuatan dosa, apalagi bohong untuk
kejahatan. Saling sayang dan kasih mengasihi sesama makhluk Tuhan adalah
perbuatan terpuji.
3. Tanya
Jawab
Proses tanya jawab dilakukan oleh semua
anggota kelompok.
Kami memulai dengan menunjukkan gambar kembali, dan mengajukan pertanyaan hal
apa yang terjadi dalam gambar tersebut. Setelah kami mengajukan pertanyaan,
anak-anak mengajukan tangan keatas untuk menjawab pertanyaan dari kami. Setiap
anak yang bisa menjawab pertanyaan tersebut dengan benar, maka kami memberikan
hadiah berupa pensil bergambar, penghapus, dan balon.
4. Game
Jenis game yang kami bawakan ialah menebak suara binatang/hewan.
Hal ini dilakukan dengan menyuruh anak mendengar suara binatang melalui
aplikasi yang ada di tablet, kemudian anak disuruh untuk mengangkat tangan lalu
menebak suara tersebut jika mereka mengetahuinya.
5. Penutup
Penutup dibawakan oleh semua anggota
kelompok, yang dilakukan dengan menyanyi bersama dan pemberian cendramata
kepada semua anak-anak berupa pensil, snack coklat, dan balon.
Kegiatan ini
berpengaruh positive bagi anak-anak yang sudah dibacakan cerita oleh dimana
mendongeng minat terhadap buku, mempererat kedekatan orang tua dan anak, cerita
yang disampaikan melalui buku bergambar merangsang anak untuk ingin membaca,
memacu rasa ingin tahu anak, anak jadi sering membolak-balik. Hal ini dapat
dijadikan indikator untuk menyatakan keberhasilan pelaksanaan kegiatan.
B. KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil observasi yang
dilakukan dapat disimpulkan bahwa story telling merupakan suatu kegiatan yang
dapat mengasah kemampuan menyimak, membaca dan berbicara serta berimajinasi terhadap cerita yang disampaikankepada anak-anak.
Dengan story telling kita dapat mengembangkan kreativitas dan mengasah
kemampuan dalam menyampaikan cerita.
Berdasasrkan
hasil observasi, disarankan agar story telling dapat diterapkan kembali baik
itu dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungan lainnya agar dapat
meningkatkan minat baca dan daya imajinasi anak yang lebih tinggi dan lebih
baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Sh, Juliani.2015."
LAPORAN KEGIATAN STORYTELLING”. http://13025jsh.blogspot.co.id/2015/04/laporan-kegiatan-storytelling.html
Web. 26 Oct. 2015.
qwpendowo.tarakanita.or.id/artikel/2013/10/18/manfaat-belajar-mendongeng-e9169e3a.html,. Web. 26 Oct. 2015.
Al-Qudsym
Muhaimin dan Ulfah Nurhidayah.2010. Mendidik
Anak Lewat dongeng. Yogyakarta :PT.Pustaka Insan Madani
Hana,
Jasmin.2011.Terapi Kecerdasan Anak Dengan
Dongeng. Yogyakarta : Berlian Media
Riono,
Kusumo. 2001. Terampil Dokumen.
Jakarta : Gramedia
Yudha,
Andi. 2007. Cara Pintar Mendongeng. Bandung : Mizam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar