Senin, 02 November 2015


STORY TELLING 
Sekolah Raudhatuk Athfal Assyifa Medan




RINGKASAN


Sekolah Raudhatul Athfal Assyifa Medan berdiri pada tahun 1997 dengan pemilik yayasan adalah Asyifa Mastura, S.E. Sekolah Raudhatul Athfal Assyifa Medan memiliki murid yang berjumlah ±30 orang. Sekolah  Raudhatul Athfal Assyifa Medan juga menerima murid yang memiliki berkebutuhan khusus. Sekolah Raudhatul Athfal Assyifa Medan memiliki jumlah 3 kelas (A1, A2 dan B) dan jumlah guru 8 orang. Sekolah Raudhatul Athfal Assyifa Medan berada di lingkungan Johor Indah Permai 1, Kecamatan Medan Johor, yang dimana masyarakatnya memiliki tingkat ekonomi menengah keatas.Beberapa kegiatan dilakukan oleh Sekolah Raudhatul Athfal Assyifa Medan antara lain:
Kegiatan sehari-hari    : Belajar dan bermain
Kegiatan bulanan        : Melakukan kunjungan keluar seperti : Pemerasan Susu Sapi Segar di
  Berastagi, Pabrik Roti, Restoran Jepang, dll.
Kegiatan tahunan        : Mengadakan Pentas Seni, Rekreasi, dll
Pertemuan Orangtua   : Dilakukan setiap 2 bulan sekali pada hari sabtu
Kerjasama                   : Produk Susu, Penerbit Erlangga, Fotografer
Prestasi                        : Acara Personi
Jadwal Belajar             : Senin-Kamis 08.00 - 11.00 WIB
                                      Jum’at           08.00 - 10.00 WIB
            Target luaran atau output yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah menghasilkan anak-anak yang berkarakter, memliki kreativitas, saling menghargai, dan menghormati orang lain serta membuat anak bergembira.
            Metode pelaksanaan kegiatan mendongeng memiliki kegiatan : bercerita dengan memainkan peran, kuis dengan memberikan hadiah dan mengadakan game.
            Hasil kegiatan mendongeng yang dilakukan yaitu bahwa mendongeng dapat menambah minat anak terhadap buku,cerita yang disampaikan melalui buku bergambar, memacu rasa ingin tahu anak.  



PRAKATA


Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan laporan ini dapat diselesaikan.
Laporan ini disusun untuk diajukan sebagai salah satu tugas ujian tengah semester ganjil mata kuliah Literasi Informasi dengan judul “Storytelling (mendongeng) bagi Komunitas Anak-Anak Sekolah Raudahatul Athfal Assyifa Medan.
 Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Laila Hadri Nasution, S.Sos.,M.P selaku dosen mata Literasi Informasi serta pihak-pihak lain yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini.
Tiada gading yang tak retak. Ungkapan itulah yang menggambarkan bagaimana isi daripada laporan ini. Karena penulis hanya manusia biasa yang tak pernah luput dari kesalahan. Untuk itu, penulis mohon maaf apabila terdapat banyak sekali kesalahan dalam penulisan.
Demikianlah laporan ini disusun semoga bermanfaat bagi para pembaca.


                       

                                                                                   
                                                                                    Medan, 22 Oktober 2015
                                                                                   
                                                                                    Ketua Tim,



                                                                                    Yunita Sumantri Hasibuan
                                                                                    NIM.132201055






DAFTAR ISI


HALAMAN PENGESAHAN                                                                                               1
RINGKASAN                                                                                                                        2
PRAKATA                                                                                                                             3
DAFTAR ISI                                                                                                                          4
BAB I
           A.    Pendahuluan                                                                                                               5
           B.     Tinjauan Pustaka                                                                                                         6
           C.     Permasalahn Mitra                                                                                                      8
           D.    Metode Pelaksanaan Kegiatan                                                                                    8
           E.    Target Luaran                                                                                                               9
           F.      Hasil dan Pembahasan                                                                                                9
          G.    Kesimpulan dan Saran                                                                                                11
DAFTAR PUSTAKA                                                                                                            12
LAMPIRAN                                                                                                                           13
Lampiran 1. Foto Dokumentasi                                                                                              14
Lampiran 2. Surat Keterangan telah Melaksanakan Kegiatan                                                18



BAB I
A.    PENDAHULUAN

Suatu proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang berkesinambungan dan tidak terbatas pada penyampaian materi pelajaran saja, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana agar materi yang diterima anak dapat diterapkan dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu diperlukan keterampilan mengajar yang baik. Tugas dan tanggung jawab utama seorang pengajar adalah mengelola pengajaran dengan lebih efektif, dinamis, efisien, dan positif, yang ditandai dengan adanya kesadaran dan keterlibatan aktif di antara dua subjek pengajaran. Pengajar sebagai penginisiatif awal dan pengarah serta pembimbing, sedang peserta didik sebagai yang mengalami dan terlibat aktif untuk memperoleh perubahan diri dalam pengajaran.
Sehubungan dengan pernyataan di atas, dalam kegiatan belajar dan mengajar keterampilan menyimak menjadi salah satu bagian keterampilan berbahasa yang harus diajarkan kepada peserta didik dan dikuasai oleh peserta didik. Salah satu bentuk keterampilan menyimak tersebut adalah keterampilan menyimak isi cerita story telling. Keterampilan menyimak cerita story telling memiliki beberapa manfaat bagi peserta didik yaitu meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi dengan baik, membentuk karakter peserta didik, sportivitas peserta didik, memberikan sentuhan manusiawi, dan mengembangkan kemampuan peserta didik dalam berbahasa melalui pesan yang tersirat dan tersurat di dalam story telling yang diperdengarkan kepada peserta didik.
Seiring dengan perkembangan llmu Pengetahuan dan Teknologi yang semakin kaya membuat banyak orang beranggapan bahwa story telling sudah tidak diminati lagi oleh masyarakat, terutama anak – anak dan orang tua generasi terkini. Story telling  mulai tergeser karena berkurangnya kebiasaan orang tua yang membacakan buku cerita sebelum tidur akibat sibuk bekerja. Cerita modern yang saat ini sering di temui melalui acara televisi dan film memiliki tampilan humor yang dapat membuat anak – anak tertarik untuk mengikuti ceritanya padahal, keuntungannya yang didapat dari mendongeng banyak sekali. Lewat mendongeng, anak – anak bisa belajar apapun tanpa marasa digurui atau didikte. Lebih dari itu, daya ingat anak yang terbiasa di dongengi biasanya terasah. Sementara moral, imajinasi harapan, kepekaanya terhadap lingkungan semakin terbangun.



B.     TINJAUAN PUSTAKA

            Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, dongeng adalah cerita yang tidak benar-benar terjadi. Dongeng adalah hasil sastra lisan yang sudah dikenal sejak zaman dahulu dan disampaikan turun temurun dari mulut ke mulut. Dongeng merupakan hasil imajinasi yang tidak diketahui siapa pengarangnya (anonim). Sedangkan mendongeng adalah kegiatan menceritakan dongeng.
Zaman dahulu, mendongeng merupakan seni penghibur di kalangan keluarga kerajaan. Ketika raja sedang berduka, seorang pendongeng diundang ke istana untuk bercerita, karena itu dongeng dijadikan obat pelipur lara. Hidup para pendongeng dijamin oleh raja, bahkan mereka diberi gelar kehormatan dan mempunyai kedudukan penting sebagai juru hibur kerabat raja.
Seiring dengan perkembangan zaman, dongeng bukan lagi milik kerabat kerajaan semata, namun telah menjadii milik masyarakat luas. Kini siapapun bisa menikmati dongeng. Dongeng juga sering hadir di berbagai panggung hiburan anak-anak, televise, radio, dan lain-lain. Di sekolah, guru pun sering menyampaikan dongeng pada murid-muridnya untuk mengajarkan ilmu pengetahuan, budi pekerti, dan nilai-nilai kemanusiaan.
Melalui pembelajaran mendongeng, siswa dituntut untuk terampil berbicara, menyimak, membaca, dan menulis. Jika pembelajaran mendongeng tersebut dilaksanakan dengan baik, maka keempat keterampilan berbahasa tersebut dapat dimiliki oleh siswa. Selain itu, dengan pembelajaran mendongeng siswa akan tumbuh kecintaannya terhadap dongeng.
Manfaat mendongeng bagi siswa dapat dideskripsikan sebagai berikut:
1.       Keterampilan Berbicara
Manfaat utama dari kegiatan mendongeng di depan kelas adalah untuk meningkatkan keterampilan berbicara. Siswa dilatih untuk mampun berbicara di depan banyak orang menggunakan bahasa Indonesia yang baik, sistematis, dan menarik. untuk dapat membawakan dongeng dengan baik, siswa harus memahami dan menghayati dongeng tersebut, juga memperhatikan artikulasi (kejelasan ucapan), intonasi (lagu kalimat), dan mimic (ekspresi wajah). Untuk itu siswa harus berlatih dahulu di rumah, dengan membaca, menghapal, dan memahami karakter tokoh-tokoh yang akan didongengkan.
 2.       Keterampilan Menyimak
Melalui kegiatan mendengarkan pembacaan dongeng, siswa dilatih untuk menyimak. Siswa yang tidak mendapat giliran mendongeng diharuskan menyimak dongeng yang dibawakan oleh kawannya, kemudian dituliskan kembali sebagai laporan.
3.       Keterampilan Membaca
Dongeng yang akan dibawakan oleh siswa di depan kelas bisa diperoleh dari buku cerita, majalah, Koran, dan bahan bacaan lainnya. Untuk itu siswa dituntut untuk memahami naskah dongeng sebaik-baiknya, hapal alur (jalan cerita), mengenal karakter masing-masing tokoh cerita, dan dapat menangkap amanat yang terdapat di dalam naskah dongeng tersebut.
4.       Keterampilan menulis
Meski kegiatan mendongeng fokusnya pada keterampilan berbicara, namun keterampilan menulis pun bisa terangkum juga. Siswa yang sudah membaca naskah dongeng dilanjurkan untuk menuliskan ringkasan ceritanya (sinopsis). Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat mendongeng dengan lebih lancar. Di samping itu, siswa diharap membuat laporan kegiatan pembelajaran mendongeng. Dongeng yang dibawakan oleh kawannya harus ditulis ringkasan ceritanya.
Manfaat Belajar Mendongeng
Mendongeng atau bercerita bukan hanya untuk menghibur saat sedang berduka, tetapi bisa dijadikan kegiatan belajar di kelas. Tujuannya untuk meningkatkan keterampilan berbahasa Indonesia, khususnya keterampilan berbicara. Selain itu, kegiatan mendongeng di depan kelas berimplikasi pada keterampilan berbahasa lisan, yaitu keterampilan menyimak, membaca, dan menulis.
Secara garis besar, dongeng dibagi menjadi lima jenis, yaitu:
1.      Legenda adalah dongeng yang menceritakan asal mula suatu tempat, misalnya  Asal Mula Rawapening, Legenda Danau Toba, dan sebagainya
2.      Fabel adalah dongeng yang tokohnya binatang, namun dapat berbicara dan berperilaku seperti manusia. Contoh fable yaitu Si Kancil dan Buaya, Serigala dan Tiga Babi Kecil, Sang Kodok, dan sebagainya.
3.      Mite adalah dongeng yang bercerita tentang para dewa dan mitos yang berkembang di masyarakat. Contohnya dongeng Dewi Sri, Nyi Roro Kidul, dan sebagainya.
4.      Cerita Rakyat adalah dongeng yang berasal dari suatu daerah tertentu, misalnya Malin Kundang dari Sumatera Barat, dan sebagainya.
5.      Pelipur Lara merupakan dongeng yang disajikan sebagai pengisi waktu istirahat untuk menghibur orang yang sedang sedih, misalnya di daerah Sumatera Barat dikenal dengan istilah juru pantun, dan sebagainya.

Tujuan dari Story telling  yaitu :
1.      Menumbuhkan jiwa patriotisme
2.      Melatih daya tangkap dan daya konsentrasi anak didik
3.      Melatih daya pikir dan fantasi anak
4.      Menciptakan suasana senang di sekolah

C.    PERMASALAHAN MITRA

Kegiatan mendongeng sudah menjadi kegiatan yang sangat jarang dilakukan di rumah-rumah. Sementara banyak manfaat yang bisa didapat dengan kegiatan mendongeng ataupun bercerita. Salah satu penghambat mengapa kegiatan mendongeng tidak dilakukan karena orang tua tidak memiliki keterampilan dalam mendongrng ataupun bercerita.
Berkaitan dengan masalah tersebut, maka dipandang perlu mengadakan kegiatan mendongeng untuk menumbuhkan kembali komunikasi verbal, menumbuhkan minat baca dan membangun karakter positif anak.

D.    METODE PELAKSANAAN KEGIATAN

Kegiatan mendongeng dilakukan dalam bentuk penyuluhan dan pelatihan. Kegiatan yang dilakukan oleh tim Pengabdian kepada Masyarakat adalah sebagai berikut:
1.      Mendongeng
2.      Membuat Permainan
3.      Bernyanyi dan Bermain
4.      Dll.

E.     TARGET LUARAN
Target luaran atau Output yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah:
§  Anak- anak tertarik untuk membaca
§  Meningkatkan rasa ingin tahu Anak-anak
§  Membangun Karakter Anak


F.     HASIL DAN PEMBAHASAN

Story telling bagi komunitas anak-anak Sekolah Raudhatul Athfal As-Syifa Medan  dilaksanakan pada tanggal 15 Oktober 2015 bertempat di Sekolah Raudhatul Athfal As-Syifa Medan Jalan Karya Wisata komplek johor indah permai 1 Blok B kecamatan Medan Johor.
Pada hari yang telah ditentukan kami melaksanakan kegiatan tersebut berdasarkan rancangan yang telah kami buat. Adapun kegiatan yang kami lakukan ialah:

1.      Perkenalan
Kami memulai dengan memperkenalkan diri kami terlebih dahulu kepada anak-anak. Kami menyebutkan nama kami satu persatu, kemudian kami menanyakan kembali kepada mereka apakah mereka telah mengingat nama kami. Hasilnya, kami harus mengulang beberapa kali dalam menyebutkan nama kami agar mereka bisa mengingatnya. Setelah mereka mengingat nama kami, kami mengajak mereka agar mereka mau memperkenalkan diri mereka. Mereka pun menyebutkan nama panjang dan nama panggilan masing-masing.

2.      Story Telling Ayam dan Musang
Story telling ini dibawakan oleh semua anggota kelompok dengan peran masing-masing. pertama sekali kami bertanya kepada mereka apakah mereka pernah mengetahui cerita tersebut, ternyata mereka belum pernah mendengarnya. Kami melanjutkan dengan menunjukkan gambar Ayam dan Musang untuk menarik perhatian anak. Anakpun mulai tertarik dan mereka mendengarkan cerita dengan baik. Beberapa bagian cerita diikuti dengan gambar, dan hal tersebut membuat mereka lebih antusias untuk mendengarkan cerita yang disampaikan. Kami juga memilih bahasa yang mudah dipahami oleh anak. Jika ada kata-kata yang asing untuk anak, kami menanyakan kepada mereka apakah mereka mengerti atau tidak. Jika tidak kami kembali menjelaskan dengan bahasa yang sering mereka dengar dalam kehidupan sehari-hari. Ketika menunjukkan gambar, kami juga menjelaskan hal apa yang terjadi dalam gambar tersebut dan memperankan gambar dari cerita tersebut. Kita juga menunjukkan mana ayam, musang, telur, kandang ayam, pohon dan hal-hal lain yang terdapat dalam gambar yang ditunjukkan. Pada akhir cerita, kami menanyakan kepada anak, apakah mereka mengerti cerita yang telah disampaikan. setelah mengerti, kami juga menjelaskan pesan moral yang terdapat dalam cerita tersebut.
Kami juga menyampaikan pesan moral bahwa sebagai seorang anak kita janganlah suka berbohong karena bohong itu adalah perbuatan dosa, apalagi bohong untuk kejahatan. Saling sayang dan kasih mengasihi sesama makhluk Tuhan adalah perbuatan terpuji.
3.      Tanya Jawab
Proses tanya jawab dilakukan oleh semua anggota kelompok. Kami memulai dengan menunjukkan gambar kembali, dan mengajukan pertanyaan hal apa yang terjadi dalam gambar tersebut. Setelah kami mengajukan pertanyaan, anak-anak mengajukan tangan keatas untuk menjawab pertanyaan dari kami. Setiap anak yang bisa menjawab pertanyaan tersebut dengan benar, maka kami memberikan hadiah berupa pensil bergambar, penghapus, dan balon.


4.      Game
Jenis game yang kami bawakan ialah menebak suara binatang/hewan. Hal ini dilakukan dengan menyuruh anak mendengar suara binatang melalui aplikasi yang ada di tablet, kemudian anak disuruh untuk mengangkat tangan lalu menebak suara tersebut jika mereka mengetahuinya.

5.      Penutup
Penutup dibawakan oleh semua anggota kelompok, yang dilakukan dengan menyanyi bersama dan pemberian cendramata kepada semua anak-anak berupa pensil, snack coklat, dan balon.
Kegiatan ini berpengaruh positive bagi anak-anak yang sudah dibacakan cerita oleh dimana mendongeng minat terhadap buku, mempererat kedekatan orang tua dan anak, cerita yang disampaikan melalui buku bergambar merangsang anak untuk ingin membaca, memacu rasa ingin tahu anak, anak jadi sering membolak-balik. Hal ini dapat dijadikan indikator untuk menyatakan keberhasilan pelaksanaan kegiatan.

B.     KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa story telling merupakan suatu kegiatan yang dapat mengasah kemampuan menyimak, membaca dan berbicara serta berimajinasi terhadap cerita yang disampaikankepada anak-anak. Dengan story telling kita dapat mengembangkan kreativitas dan mengasah kemampuan dalam menyampaikan cerita. 

Berdasasrkan hasil observasi, disarankan agar story telling dapat diterapkan kembali baik itu dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungan lainnya agar dapat meningkatkan minat baca dan daya imajinasi anak yang lebih tinggi dan lebih baik lagi.





DAFTAR PUSTAKA



Sh, Juliani.2015." LAPORAN KEGIATAN STORYTELLING. http://13025jsh.blogspot.co.id/2015/04/laporan-kegiatan-storytelling.html Web. 26 Oct. 2015.


qwpendowo.tarakanita.or.id/artikel/2013/10/18/manfaat-belajar-mendongeng-e9169e3a.html,. Web. 26 Oct. 2015.
Al-Qudsym Muhaimin dan Ulfah Nurhidayah.2010. Mendidik Anak Lewat dongeng. Yogyakarta :PT.Pustaka Insan Madani
Hana, Jasmin.2011.Terapi Kecerdasan Anak Dengan Dongeng. Yogyakarta : Berlian Media
Riono, Kusumo. 2001. Terampil Dokumen. Jakarta : Gramedia
Yudha, Andi. 2007. Cara Pintar Mendongeng.  Bandung : Mizam


Tidak ada komentar:

Posting Komentar